Rabu, 27 November 2013

Hari gizi diperingati dengan memberikan susu gratis kepada para siswa
Tampak siswa sedang makan siang dengan memegang susu gratis yang diberikan madrasah.

Salah satu karya siswa dalam lomba mewarnai yang diselenggarakan oleh KOMUNITAS SENIMAN MUDA tergabung dengan BENGKEL SENI RUPA CANDIK AYU (BERAGAMA)


Selasa, 26 November 2013

Keluarga Besar MI- Al Muhsin 1 Krapyak Wetan mengucapkan, SELAMAT DAN SUKSES ATAS DIWISUDANYA BUNDA SURYATI, S.Pd.i


Semoga Kesuksesan Senantiasa Mengiringi Langkah Bunda .... Amin

Korps Marching Band yang turut memeriahkan jalan sehat.


Keceriaan saat mengikuti jalan sehat

pemandu sorak turut menghibur di hari yang agak mendung
Mentri Kemenag Drs.H. Maskul Haji, M.Pd.I melambaikan tangan kepada para peserta jalan sehat memperingati HUT PGRI ke 68
Keceriaan ketika sampai di UGM
Bapak Nur Ali, S. Ag Kepala Mi Al-Muhsin Beserta para kepala MI yang lain (No 2 dari Kiri)
Guru-Guru Mi Al-Muhsin beserta Guru yang lain. 
Suasana di goa cemara

Hujan yang lebat tak menyurutkan semangat kami, pergelangan kaki yang letih mulai terasa di tengah perjalanan kami. Hari ini adalah bukan hari yang biasa bagi kami. Jerih payah kami tidaklah sebanding dengan jerih payah para guru, teringat jasa-jasa mereka dalam angan kami, semangat kami terinspirasi oleh keikhlasan mereka dalam mendidik bangsa.
Di pagi ini kami keluarga besar MI Al-Muhsin sedang turut serta mengikuti gerak jalan yang diselenggarakan oleh PGRI. Hanya ini yang bisa kami persembahkan guru, sedikit keinginan dan banyak harapan tuk melanjutkan perjuanganmu.
selamat Hari Guru. (Nopember 2013)

Selasa, 19 November 2013

Main Air
Berenang merupakan aktifitas rutin yang di selenggarakan MI Al-Muhsin 1 Krapyak. kegiatan ini dilaksanakan sebulan sekali untuk mengurangi kepenatan siswa dalam belajar. diharapkan kegiatan ini mampu mengembalikan pikiran siswa agar kembali fresh. (September 2013)

Berikut cuplikan keceriaan siswa
ASAL MULA CANDI PRAMBANAN
Oleh : Faydona Royhana

Alkisah, pada jaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. Sang raja mempunyai seorang putra bernama Joko Bandung yang senang menyebut dirinya sebagai Putra Gunung Lawu. Joko Bandung adalah seorang pemuda yang gagah berani dan sangat tinggi ilmu kesaktiannya. Ia berguru kepada seorang guru yang berada di lereng Gunung Lawu.
Di wilayah kerajaan Pengging terdapat kadipaten Prambanan yang dipimpin oleh Adipati Kalakarung. Adipati Kalakarung mempunyai seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Adipati Kalakarung sangat ingin menguasai kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Raja Anglingdriya.
Pertempuran demi pertempuran terjadi antara pasukan kerajaan Pengging dan kadipaten Prambanan. Pada mulanya pasukan Pengging mengalami kekalahan. Pasukan Pengging banyak yang gugur di medan perang. Melihat hal itu, Joko Bandung tergerak hatinya untuk ikut membantu pertempuran itu.
Pertempuran yang dipimpin oleh Joko Bandung Bondowoso berlangsung sangat sengit, dan pertarunganpun berlangsung berhari-hari. Namun pada akhirnya si Putra Gunung Lawu itupun berhasil mengalahkan pasukan Prambanan dan Prabu Kalakarung pun gugur dalam pertempuran itu.
Kekalahan pasukan Prambanan ini sampai ke telinga sang putri yaitu Roro Jonggrang. Roro Jonggrang amat terpukul mendengar ayahnya mati terbunuh di medan perang. Saat itulah datang Joko Bandung ke kraton keputren di mana Roro Jonggrang berada. Joko Bandung menyampaikan duka citanya yang teramat dalam dan permintaan maafnya kepada Roro Jonggrang. Roro Jonggarang yang sedang dalam keadaan berduka tentu amat marah dan tidak mau menerima permintaan maaf dari Joko Bandung.
Berbeda dengan Putri Roro Jonggrang, Joko Bandung yang telah merasa jatuh cinta kepada sang Putri ingin meminang sang Putri menjadi istrinya. Namun karena Putri Roro Jonggrang tahu yang telah membunuh ayahnya adalah Joko Bandung, maka ia tidak begitu saja menerima pinangan dari Joko Bandung. Ia mengajukan persyaratan yang amat berat. Putri Roro Jonggrang meminta Joko Bandung untuk membuatkan seribu candi dan dua sumur yang amat dalam.
Menurut anggapan Roro Jonggrang, pasti nantinya Joko Bandung tidak sanggup memenuhi permintaannya. Namun di luar dugaan, Joko Bandung menyanggupinya. Saat matahari mulai tenggelam, Joko Bandung meminta bantuan para mahluk halus untuk membuat seribu candi itu. Mereka bekerja keras menyelesaikan candi itu satu persatu.


Melihat hal itu, Roro Jonggrang  merasa cemas melihat kejadian tersebut. Roro Jonggrang merasa heran karena candi – candi itu telah berdiri dengan megahnya dengan jumlah yang sangat banyak. Pada tengah malam sewaktu bangunan candi tinggal satu buah yang belum terbangun maka Roro Jonggrang segera mencari cara agar bisa mengusir makhluk halus yang membantu Joko Bandung membuat candi. Akhirnya putri Roro Jonggrang mangambil sebuah alu dan memukul – mukulkannya ke sebuah lesung seolah ia sedang menumbuk padi. Mendengar suara lesung itu, seketika para makhluk halus itu pergi karena menganggap hari sudah pagi.
Joko Bandung yang sedang dalam keadaan heran dan kebingungan, terkejut dengan kedatangan putri Roro Jonggrang seiring dengan berhentinya pukulan lesung. Joko Bandung pun menyadari kalau suara lesung itu adalah ulah Putri Roro Jonggrang untuk menggagalkan rencananya. Dengan tatapan penuh amarah, Joko Bandung berkata, “ Jonggrang, kalau kau memang tidak mau menjadi istriku jangan mencoba mengelabuhiku. Kau ini keras kepala seperti batu, kau akan membuat candi itu genap menjadi seribu”. Maka seketika itu juga tubuh sang putri menjadi kaku dan berubah menjadi sebuah patung.
Candi yang di buat Joko Bandung di bantu dengan makhluk halus itu akhirnya di beri nama Candi Sewu atau di sebut juga Candi Prambanan.